March 9, 2016

Published Wednesday, March 09, 2016 by

Kontroversi 'Sendal Budak' Dolce & Gabbana

Brand Italia Dolce & Gabbana kembali jadi kontroversi karena koleksi produk fashion terbaru mereka.




Produk berupa sepasang sandal yang di beri nama 'slave sandals' yang menjadi sumber protes dari banyak pihak di dunia maya.

Slave sandals ini merupakan bagian dari koleksi Dolce & Gabbana Spring/Summer 2016. Sandal dengan dominasi warna merah dan detail pom pom ala Cheerleader itu dalam deskripsi produk yang ada di situs resmi Dolce & Gabbana, disebutkan sebagai sebuah pernyataan cinta pada Italia yang diungkapkan melalui busana unik.



Sandal atraktif ini dijual dengan harga US$ 2.395 atau sekitar Rp.31 Juta lebih dan untuk membeli sandal tersebut, pembeli harus melakukan pre-order atau pemesanan terlebih dahulu.



Nama 'slave' inilah yang jadi masalah, netters menyebut pihak Dolce & Gabbana mendukung perbudakan dan banyak juga yang menuduh brand tersebut berperilaku rasis.

'The designers behind Dolce & Gabbana are just racist. This is the second time this has happened. 1st, the "Mammy" earrings, now "Slave" sandals,' demikian protes salah satu pengguna Twitter.

Ada yang kontra, namun tak sedikit yang ikut mendukung 'nama sandal kontroversial' itu. Salah satunya adalah pakar fashion, Tim Blanks dari The Business Fashion, yang menyatakan,

'Istilah tersebut sekarang ini cukup umum ditemukan di industri ini, khususnya di Hollywood, di mana ada Ben Hur dan Spartacus. Orang-orang banyak menggunakannya sekarang. Namun, menurut ku akan lebih baik kalau pihak Dolce & Gabbana bisa menggunakan nama yang lebih aman.  Misalnya gladiator sandal sebagai alternatif,'  Ujar Tim.



Dan akhirnya pihak Dolce & Gabbana, 'mendengar' banyak protes ini dan akhirnya mengganti nama sandal tersebut menjadi 'decorative flat sandals'.  Toko-toko online shopping yang menjual produk itu pun memilih untuk mengganti nama sandal tersebut, misalnya Moda Operandi menggantinya menjadi 'pompom wraparound sandals', sedangkan situs Saks Fifth Avenue mengganti nama menjadi 'pompom leather lace-up sandal.'




Ini bukan kontroversi yang pertama untuk brand yang sudah berdiri sejak tahun 1985 itu, dulu di tahun 2012, duo desainer, Domenico Dolce dan Stefano Gabbana ini juga pernah tersandung masalah serupa saat merilis koleksi terbaru di ajang Milan Fashion Week. Kala itu, model tampil didandani dengan anting-anting berbentuk wanita kulit hitam yang terlihat seperti perempuan-perempuan budak di jaman dahulu kala.


      edit